Senin, 30 Maret 2015

Kenali Resiko Dan Keuntungan Bisnis Developer Properti

Sebuah kisah yang patut untuk dicermati buat kamu yang mau terjun ke bisnis developer properti.

Alkisah ada seorang developer properti yang membangun sebuah kawasan hunian berupa perumahan minimalis. Perumahan tersebut didesain sangat cocok untuk keluarga baru, yakni mempunyai dua buah kamar tidur. Dari segi kualitas bangunannya standar, namun ada yang salah dalam pembangunan kawasan perumahan tersebut. Sebuah kesalahan fatal telah dibuat. Yaitu, lokasi perumahan tersebut sangat tidak strategis. Sejak dibangun setahun yang lalu hingga sekaranag belum ada satu unitpun yang terjual.


Secara sederhana penilaian atas kesalahan yang dilakukan developer atau pengembang tersebut sangatlah jelas. Developer tersebut membangun sebuah kawasan pemukiman tanpa didasari dengan riset pasar yang akurat dan asal membangun. Developer itu membangun perumahan minimalis di daerah perkampungan yang jauh dari pusat bisnis, pendidikan, kesehatan, transportasi, serta pemerintahan. Sedangan masyarakat disekitar sebagian besar adalah petani. Sungguh kesalahan yang sangat telak bukan?

Dari cerita singkat diatas, kita dapat mengambil hikmah bahwa bisnis properti itu butuh ilmuserta tidak hanya asal praktek. Agar tidak terjadi kerugian besar, sebagaimana contoh developer  tersebut tadi sudah membuat lebih kurang sepuluh bangunan, dan andai kata, biaya yang dikeluarkan dalam satu bangunan tersebut Rp. 50.000.000 maka total dana yang dikeluarkan sudah setengah milyar, belum izin-izin pendiriannya serta pembelian tanah itu sendiri.

Bukan Ahli Bisnis Properti Maka Bersiap Untuk Bangkrut
Nah, buat kamu yang ingin terjun kedalam bisnis developer properti, sebaiknya belajar terlebih dahulu lebih dalam tentang ilmu bisnis properti ini. Saat ini sudah sangat banyak orang-orang yang bisa dijadikan guru untuk belajar bisnis properti. Dan tarif biaya belajarnya tidak terlalu mahal, bahkan sangat murah jika belajar melalui media-media seperti buku apalagi dengan makin maraknya jaringan internet. Akan dapat kamu temui dengan mudah para master di bidang properti yang mau mengajarkan kursus secara online.

Bahkan biaya yang mereka kenakan ada yang hanya 400 ribu rupiah, 200 ribu rupiah. Ini sangat murah sekali apalagi jika kita bandingkan dengan seorang developer yang diceritakan diatas, sudah keluar uang setengah milyar, namun bangkrut didapat. Jika saja developer tersebut mau belajar bisnis properti dulu, maka kemungkinan hal tersebut tidak akan terjadi. Ada sebutah hadis Nabi Muhammad yang bisa dikaitkan dengan kisah ini, bahwa serahkan segala sesuatu itu pada ahlinya, jika tidak maka kehancuran akan terjadi.

Dalam bisnis properti, banyak kesempatan bisa dipilih jadi pintu masuknya. Kamu bisa mulai dari menjadi professional broker properti, jualan tanah kavling atau langsung menjadi seorang developer, bisa juga dengan mengelola property asset manajemen, memilih menjadi investor saja, atau bahkan bisa diawali dengan menjadi karyawan terlebih dulu di perusahaan pengembang perumahan.

Khusus di bidang developer properti, sementara kalangan masih menganggap bahwa binis properti memerlukan modal besar dan likuiditas besar pula. Kenyataanya, jika merujuk pada cara kerja pengembang besar di yang ada di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, sebagai developer mereka memang memiliki dukungan modal besar yang melimpah. Puluhan bahkan ratusan milyar, sebuah angka yang tampak nyaris mustahil dipenuhi oleh pebisnis properti pemula dan orang biasa yang hendak menjadi developer perumahan.

Karena itu tak heran jika di era 1990an mayoritas developer perumahan adalah mereka yang telah turun-temurun menekuni bisnis ini. Ia menjadi semacam bisnis ekslusif  kalangan tertentu saja, diwariskan dari klan keluarga tertentu pula secara segaris.

Tak seperti dahulu, saat ini aspek manajemen kelola developer mudah di dapat di pelbagai pelatihan dan workshop. Rumusan “kitab suci” developer telah menjadi rahasia umum, dimana setiap orang bisa belajar perlahan. Kerumitannya bisa diatasi dengan menggandeng pihak lain yang telah kompeten dan berpengalaman menjadi developer.

software developer properti, sisem informasi developer,informasi properti, program informasi developer properti
Sebagai bisnis yang menimbulkan multi player effect, developer perumahan dengan sendirinya memberi dampak positif sebagai pendorong berjalannya siklus ekonomi berbagai bisnis penyangganya. Lapangan kerja terbuka luas dari hulu hingga hilir. Perbankan pun diuntungkan karena landing dananya terserap bukan saja oleh end user, tetapi juga terserap di bisnis ikutannya dalam jumlah besar.

Sebagai developer, tanpa disadari anda bukan saja telah menggerakkan sektor produktif ekonomi, lebih jauh anda juga telah menjalankan fungsi etik sebagai pengusaha yang menciptakan banyak lapangan kerja. Sebuah pilihan bisnis yang populis, istilahnya. Menguntungkan sekaligus memberi manfaat praktis bagi banyak pihak, khususnya masyarakat kecil.

Developer Lebih Menguntungkan
Keunggulan menjadi developer perumahan dibanding jenis bisnis properti lain, berjualan kavling, umpamanya, terletak pada besarnya potensi profit yang bisa diraih. Meski disadari dari segi manajemen kelolanya lebih rumit, karena harus berhadapan dengan birokrasi di urusan legalitas, dan juga menangani keribetan konstruksi bangunan, akan tetapi justru di sinilah potensi keuntungan tambahan didapat.

Jika berjualan kavling tanah hanya memungut keuntungan dari selisih harga beli dengan harga jual akhir ke konsumen, developer perumahan malah mendapatkan profit ganda dari konstruksi bangunan juga.

Faktor developer mendapat keuntungan lebih banyak dari jenis bisnis properti lain, juga dikarenakan produk jualannya adalah hasil karya arsitektur yang kental unsur estetikanya. Amat berselera personal, dan tak terdefinisikan tunggal. Seperti jamak diketaahui, jika sudah menyangkut kepuasan terhadapa pemenuhan selera, nilai barang satu dengan lainnya menjadi tidak bisa ditakar dalam lajur harga sama. Semakin developer perumahan mampu menebak dan memenuhi taste konsumen, maka profit besar yang diambil developer menjadi tak sensitif lagi bagi konsumen.

Di mata perbankan, developer juga dianggap lebih seksi secara keuangan untuk dibiayai permodalannya. Jika anda selaku pengusaha dianggap mampu mengelola bisnis dengan kerumitan tinggi, berati pula anda dianggap cakap, matang dan teruji. Dan itu artinya, anda layak memperoleh plafon pembiayaan yang lebih tinggi pula dari perbankan. Semakin naik dan membesar, terus naik dan naik lagi, jumlah dukungan modal kerja perbanakan dari waktu ke waktu.

Ringkasnya, atas berbagai pertimbangan teknis dan strategis, pilihan obyektif menjadi developer di bisnis properti, memilki tingkat kelayakan bisnis amat baik.

Diolah kembali dari AHAProperty.blogspot.com